Sunday, March 20, 2005

Sebuah Jurnal di Hari Senin

Ketika saya hendak mulai menulis jurnal ini, ada sedikit perasaan kaku. Rasanya ragu untuk memulai, entah kenapa tangan ini agak susah untuk memulai mengetik. Setelah dipikir lebih lanjut, ternyata keraguan ini muncul dari ketidakbiasaan saya menulis dalam bahasa Indonesia. Selama ini, saya membiasakan diri saya menulis dalam bahasa Inggris, dengan tujuan melatih kemampuan mengekspresikan diri dalam tulisan bahasa Inggris. Jarang sekali saya memuat tulisan di blog dengan bahasa Indonesia. Mungkin ini yang kedua (atau mungkin yang ketiga, saya tidak tahu pasti).

Tetapi, setelah menulis satu paragraf di atas, saya rasa jurnal hari Senin ini bisa saya selesaikan dengan cukup baik (rasa percaya diri yang sedikit sembuh setelah berhasil menyelesaikan paragraf di atas). Tidak salah juga saya mengambil keputusan untuk membuat sebuah blog dalam bahasa Indonesia.

Dari mana kiranya jurnal ini bisa saya mulai?

Dorongan untuk membuat jurnal ini sebenarnya berasal dari rasa bosan yang sudah cukup menumpuk karena kurangnya tugas yang diberikan di kantor (sebenarnya ini sebuah pengungkapan halus dari kondisi yang bisa disederhanakan dalam dua kata: pengangguran terselubung). Jadi, untuk mengurangi sedikit rasa bosan (yang dibumbui dengan sedikit rasa bersalah karena tidak dalam kondisi sesibuk orang-orang lain di sekitar saya), dan membuat diri saya merasa sedikit lebih berguna, maka ditulislah jurnal ini.

Kedua orang tua sedang berada di luar kota. Jadi, Senin pagi ini dimulai dengan suasana yang sedikit tenang dari biasanya (biasanya pagi hari diwarnai dengan suara ibu yang sudah sibuk mengeluh mengenai banyak hal, entah barangnya yang hilang tak tahu di mana, atau kondisi politik negara maupun kantor di mana ia bekerja). Saya sendiri sebenarnya lebih senang dengan suasana pagi yang sunyi dan senyap. Tapi apa boleh buat, saya bukan satu-satunya orang yang ada di rumah tersebut dan mungkin harus lebih toleransi (apalagi yang dibicarakan di sini adalah ibu, dan dia punya wewenang lebih tinggi di rumah daripada saya). Jadi, yah, Senin pagi ini sedikit lebih tenang. Kenapa hanya sedikit? Jangan lupa kalau saya pun punya pembantu yang cerewetnya saingan dengan ibu.

Bukanlah hal yang baik untuk terus menongkrongi monitor komputer, oleh sebab itu saya sering mengalihkan pandangan mata ke arah yang lain (biasanya sih ke nona-nona cantik yang suka berlalu-lalang di dalam kantor, mereka sangatlah menyegarkan) tetapi juga sering ke arah jendela. Langit di luar sangat gelap. Mungkin akan turun hujan tak lama lagi. Semoga hujan itu tidak turun ketika saya sedang dalam perjalanan pulang nanti sore. Nggak lucu kalau gitu mah.

Salah satu network di kantor hari ini rusak. Jadi, daerah cubicle saya yang biasanya sepi menjadi penuh oleh para 'pengungsian', orang-orang yang biasanya duduk di tempat yang sekarang networknya sedang rusak. Mereka mengungsikan laptop-laptopnya ke daerah di sekitar saya. Jadi yah, walaupun hari ini tidak sibuk, kekisruhan yang terjadi oleh karena network rusak dan orang-orang 'mengungsi' membuat saya merasa sibuk juga. Walaupun sebenarnya sih tidak.

Tapi, selain itu, tidak ada yang begitu menarik hari ini. Belum ada kabar pasti mengenai kapan proyek di mana saya terlibat akan mulai. Perasaan tidak dibutuhkan semakin kuat. Begitu pula perasaan tidak berguna. Banyak sih yang bilang pada saya untuk menikmati masa-masa pengangguran tidak jelas seperti ini. Karena ketika proyek sudah mulai, tidak akan ada banyak waktu luang seperti sekarang ini. Yah, saya tahu itu, tetapi saya sudah terbiasa dengan kondisi di mana saya memiliki lebih banyak waktu luang yang tidak saya butuhkan. Kalau bisa dijual, mungkin sudah dari kapan-kapan saya jual kelebihan waktu luang tersebut.

Ah, tidak ada gunanya mengeluh lebih lanjut. Hari Senin ini belumlah selesai. Mungkin saja dalam sisa waktu 2 jam kemudian, supervisor saya akan memberikan kerjaan baru. Yah, mungkin itu artinya habislah waktu luang untuk sementara waktu. Tapi, paling tidak, ada sedikit perubahan suasana.

Ya sudah, mungkin hanya segini saja jurnal di hari Senin ini. Sebuah hari yang tidak terlalu berbeda dengan hari-hari sebelumnya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home